“Bagaimana rasanya mempunyai seorang kakak?” seseorang
bertanya pada adiknya.
Dengan wajah terheran-heran si adik menjawab, “Ada apa
denganmu? Bukankah kau sendiri adalah seorang adik? Tentu kau tahu bagaimana
rasanya.”
Sejenak ia menghela nafas, “Aku kira begitu. Aku adalah
seorang adik. Adik tentunya mempunyai seorang kakak. Ya! Aku punya kakak. Dan
dia kakakmu juga,” matanya berkaca–kaca dan senyumnya agak dipaksakan.
“Lantas mengapa kau bertanya seperti itu padaku?” nampaknya
si adik semakin bingung dengan apa yang dikatakan oleh kakaknya.
“Bagimu aku adalah seorang kakak. Dan itu benar, aku bisa
merasakan bagaimana mempunyai seorang adik. Aku bahagia karena aku tak
sendiri.” berhenti sejenak, mengumpulkan energi, dan melanjutkan perbincangan.
“Dan, bagi yang lain, aku adalah seorang adik. Tapi aku tak
bisa merasakan bagaimana memiliki seorang kakak.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar