Proses
belajar-mengajar tidak selamanya berjalan mulus, selalu saja terdapat hambatan
dan kendala. Misalnya, ada sebagian guru tidak menyadari bahwa kemampuan siswa
dalam proses pembelajaran bervariasi. Hal ini terjadi karena biasanya sistem
pembelajaran diberikan secara bersama dalam satu kelas. Guru mengajar siswa
yang dikelompokkan dalam kelas, dengan asumsi mereka memiliki kelompok umur
sama, pengetahuan sama, kecepatan menerima materi pembelajaran sama, dan siswa
dianggap sebagai subjek didik yang pada prinsipnya memiliki kesiapan belajar
yang sama. Dalam hal ini guru perlu menyadari bahwa tidak semua siswa memiliki
kemampuan yang sama. Guru harus memerhatikan kemampuan peserta didik secara
individual agar dapat membantu perkembangan peserta didik secara optimal dan
dapat mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Guru harus
memahami faktor-faktor yang memengaruhi proses dan hasil belajar, karena
kesulitan belajar akan bersumber pada faktor yang memengaruhi proses dan hasil
belajar.
Dengan melihat hasil belajar siswa, guru akan mengetahui kelemahan siswa
beserta penyebab kelemahan itu, sehingga para siswa dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh guru. Dengan mengadakan penilaian sebenarnya guru
mengadakan diagnosis siswa tentang kelebihan dan kelemahan serta
kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajarnya. Dengan diketahui sebab-sebab
kelemahan tersebut, akan lebih mudah mencari cara untuk mengatasinya. Tindak
lanjut yang seharusnya dilakukan oleh seorang pendidik ialah dengan
mendiagnosis hal-hal berkenaan dengan kesulitan belajar siswa, dimulai dari
jenis sampai penyebab dan melakukan pengajaran remedial. Hal inilah yang
mendasari diperlukannya sebuah konsep diagnostik kesulitan belajar serta
pengajaran remedial yang dilakukan untuk mengatasi salah satu masalah penting
di dunia pendidikan tersebut.
Seperti apakah diagnostik kesulitan belajar itu? Bagaimana proses pengajaran remedial itu? Lengkapnya silahkan download disini.